Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 05 Juni 2015

Bonus Demografi : Anugrah atau Bencana?

Oleh : M.Rizqi Adhowahiri

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.

 Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Indonesia dapat mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun yang lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya.
Melalui program Bonus Demografi ini, tentunya akan membawa Indonesia ke tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Ini semua merupakan imbas dari tingginya usia produktif sehingga akan banyak pula keuntungan yang akan didapat seperti majunya berbagai bidang usaha di Indonesia sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia akan macapat tahap kemakmuran yang lebih baik lagi.
Akan tetapi, jika kita menilik kembali kondisi Indonesia pada masa sekarang, tampaknya Indonesia belum memiliki kesiapan dalam menghadapi Bonus Demografi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya angka rakyat miskin, anak jalanan, dan pengemis yang berkeliaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen.
Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih sangat banyak penduduk di Indonesia yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang baik. Hal ini dapat menjadi bumerang bagi Indonesia dalam menghadapi Bonus Demografi jika tidak segera di tanggulangi. Bayangkan saja jika saat menghadapi Bonus Demografi tersebut Indonesia masih dalam keadaan seperti sekarang, maka yang terjadi adalah keterpurukan dan bencana yang akan Indonesia tuai, bukan sebuah anugerah ataupun keuntungan.
Sumber Daya Manusia yang belum memadai akan sangat tidak berguna walaupun Indonesia memiliki masyarakat dengan rata-rata usia produktif yang tinggi. Maka dari itu, peran pemerintah dalam memperbaiki masalah SDM tersebut sangatlah diperlukan. Pemerintah harus memiliki program-program untuk membangun SDM yang lebih baik lagi dan program tersebut pun harus direalisasikan mulai dari sekarang. Saat ini, pemerintah memang sudah memiliki beberapa program untuk memperbaiki SDM di Indonesia seperti wajib belajar Sembilan Tahun, adanya Kartu Indonesia Pintar, dll. Namun, pada kenyataannya, program pemerintah tersebut belum terealisasikan dengan merata. Hal inilah yang harus Indonesia dan pemerintah benarkan.
Masalah lain yang timbul adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya pengangguran di Indonesia, baik itu orang yang terdidik maupun tidak terdidik. Berdasarkan rencana yang pemerintah galakkan, Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA 2015). Melalui MEA 2015 tersebut, diharapkan Indonesia mampu memiliki banyak lapangan pekerjaan yang dapat mendukung keberhasilan Bonus Demografi yang akan Indonesia dapatkan.

Jika masalah-masalah yang sedang Indonesia hadapi tersebut dapat ditanggulangi dengan baik, maka Indonesia pasti akan siap dalam menghadapi Bonus Demografi. Selain itu, seluruh masyarakat Indonesia harus bisa memanfaatkan  Bonus Demografi tersebut dengan baik sehingga hal ini dapat menjadi peluang terbaik bagi Indonesia dalam memperbaiki tingkat perekonomiannya menjadi lebih pesat.

0 komentar:

Posting Komentar