Bagi kamu yang duduk di kelas X semester 2, dan membutuhkan materi belajar ataupun untuk referensi diskusi khusunya pelajaran Sejarah mengenai peradaban awal masyarakat dunia kali ini tentang peradaban India, bisa diambil dari postingan saya berikut ini. Materi yang saya sajikan ini saya kutip dan edit dari beberapa sumber yaitu diantaranya blog-blog kreatif. Sebelumnya materi ini saya sajikan sebagai referensi diskusi saya di Sekolah saya. Semoga Bermanfaat ^^
PERADABAN
AWAL MASYARAKAT DUNIA
- Peradaban India -
A.
Peradaban Lembah Sungai Indus
Hasil peradaban lembah sungai Indus,
antara lain :
1) Kota
Mohenjo Daro dan Harappa dibangun berdasarkan pola kota terencana yang modern.
2) Terdapat
bangunan besar sebagai tempat pertemuan rakyat.
3) Rumah-rumah
dibuat dari batu bata.
4) Jalan-jalan
dibuat lebar-lebar.
5) Saluran
air dibuat sesuai perencanaan kota modern.
6) Ditemukan
bekas permandian.
7) Ditemukan
perhiasan kalung emas dan perak dihias dengan permata.
8) Ditemukan
senjata yang terbuat dari batu dan tembaga.
Benda kuno yang terdapat di kota
Mohenjo Daro dan Harappa, antara lain:
1) lempeng tanah (terra cotta)
yang berbentuk persegi dan bergambar binatang atau tumbuhan, seperti gajah,
harimau, sapi, badak, dan pohon beringin;
2) tembikar
yang berbentuk periuk belanga dan pecah-belah semacam piring dan cangkir;
3) alat
perhiasan berupa kalung, gelang, dan ikat pinggang dari tembaga;
Sudah
mengenal sistim kepercayaan menyembah banyak dewa (politeisme) serta segala
sesuatu yang dianggap keramat. Contohnya adalah pohon pipal dan beringin yang
oleh umat Buddha dianggap pohon suci, binatang yang dipuja adalah gajah dan
buaya.
Tata kota, sanitasi, serta
kebersihan dan kesehatan dari perencanaan kota dapat dibuktikan dengan adanya:
1) bangunan
rumah dibuat tinggi berdasarkan petunjuk kesehatan,
2) bangunan
rumah dibuat seragam dari batu bata,
3) bangunan
tidak ada yang menjorok ke depan, dan
4) saluran
air dibangun sesuai dengan syarat kesehatan.
Kebudayaan Indus runtuh pada tahun
1000 SM disebabkan oleh:
5) adanya
bencana banjir dari Sungai Indus (Sindhu);
6) karena
diserang bangsa Arya.
Pusat Peradaban
Peradaban Lembah Sungai Indus berada
sepanjang Sungai Indus di Pakistan sekarang ini. Peradaban Lembah Sungai Indus,
2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai
Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat.
Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena
kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati
karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan
terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya
merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Munculnya peradaban Harappa lebih
awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya
adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan
Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500
sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno.
Asal mula peradaban India, berasal
dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling
penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di
kota Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi.
Penduduk kala itu adalah penduduk bangsa Dravida.
Secara geografis, letak peradaban
kuno ini di sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya. Sebelah barat
berbatasan dengan Pakistan. Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan
sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.
Tata Kota
Menurut penentuan karbon 14,
keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000
sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu
tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris
Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat
kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini
adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India
antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan
perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu
penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada
abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota
pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah
pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang,
kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar. Kota
pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas
membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling
dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Wilayah kota dibagi atas
beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang ada aliran airnya.
Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan
daerah yang subur. Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat India.
Limpahan lumpur sungai Indus telah memberikan kesuburan bagi tanah
disekitarnya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil
menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah
pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan
pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai
Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama
adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain.
Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa
telah memperhatikan sanitasi (kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau
cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan
dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh jendela.
Kamar-kamar dilengkapi dengan
jendela-jendela yang lebar dan berhubungan langsung dengan udara bebas,
sehingga pergantian udara cukup lancar.
Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui
melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota
Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan
berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat
peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga,
alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan.
Demikian juga dengan barang-barang
yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau yang disebut terracota, teruma
barang-barang peralatan rumah tangga.
Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat
lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di
sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran,
buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba,
dan babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek
perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil
pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan bangsa lain
terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual-belikan
masyarakat lembah Sungai Indus adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga,
bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan gading.
Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia,
pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan menduduki India pada tahun
327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang dilakukan
oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab. Pada tahun 324
SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal
tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya
berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.
Candragupta Maurya menjadi raja
pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan
Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian
utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan
Maurya sudah mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah
barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.
Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya
dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa
pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan
Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia menyaksikan korban bencana
perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi
melakukan peperangan.
Mula-mula Ashoka beragama Hindu,
tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan
agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan
terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada
abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang
terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai
rajanya.
Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah
Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut
misalnya dewa bertanduk besar, dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga
menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah serta menyembah pohon
seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda
terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan
perdamaian.
Hilangnya Peradaban Indus
Peradaban Sungai Indus runtuh akibat
serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui celah Khyber. Sejarah bangsa Arya
diperoleh dari kitab Rigveda. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di
Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup
menetap.
B.
Peradaban Lembah Sungai Gangga
a. Kasta
Brahmana ialah golongan para ahli agama dan ilmu pengetahuan. Golongan ini
paling dihormati dan biasanya menjadi penasihat raja.
b. Kasta
Waisya ialah golongan pedagang dan petani. Mereka merupakan golongan yang
berusaha, mengeluarkan keringat untuk menghasilkan perbekalan yang diperlukan
oleh semua golongan.
c. Kasta
Ksatria ialah golongan ningrat dan para prajurit. Golongan inilah yang memegang
kekuasaan dan menjalankan pemerintahan.
d. Kasta
Sudra ialah golongan buruh kasar dan hamba sahaya.
Agama yang berkembang di India
meliputi:
a. Agama
Hindu. Agama Hindu memuja dewa-dewa, ada tiga dewa yang paling terkemuka Dewa
Brahma sebagai pencipta alam, Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam, dan Dewa
Syiwa sebagai perusak alam. Kitab sucinya disebut Weda.
b. Agama
Buddha. Agama Buddha diajarkan oleh Sidarta Gautama, putra mahkota kerajaan
Kapilawastu di India Utara. Sidarta Gautama memperoleh pencerahan tentang
masalah kehidupan, itulah yang disebut “Bodh”, sejak itu ia disebut “Budha”,
artinya orang yang memperoleh “Bodh”. Kitab sucinya Tripitaka.
Hasil kesusastraan India yang berupa
wiracarita antara lain:
a. Kitab
Ramayana
Kitab Mahabharata karangan Resi
Wiyasa. Menceritakan kisah keadaan keluarga besar Bharata, yang memerintah di
kerajaan Hastina. Dua keturunan itu adalah Kurawa dan Pandawa saling
memperebutkan tahta kerajaan. Mula-mula keluarga pandawa menjalani hukuman
dibuang ke hutan selama 12 tahun, dalam pembuangan itu keluarga Pandawa
memperoleh gemblengan ilmu, sehingga kuat lahir dan batin. Akhirnya terjadi
perang saudara yang hebat antara dua turunan itu di medan perang Kuruksetra.
Perang tersebut terkenal sebagai perang Bratayudha, yaitu perang antara kejahatan
(pihak Kurawa) dengan kebaikan (pihak Pandawa). Akhirnya, Pandawalah yang
menang.
Peradaban India memiliki pengaruh
yang besar bagi bangsa Indonesia. Kebudayan India diterima oleh penduduk
kepulauan Indonesia melalui proses perdagangan. Aspek-aspek kebudayaan dari
India yang diterima oleh nenek moyang bangsa Indonesia benar-benar barang baru,
yang tidak mereka kenal sebelumnya, misalkan aksara Pallawa, agama Hindu dan
Buddha, dan penghitungan angka tahun Saka. Melalui ketiga aspek kebudayaan dari
India itulah kemudian peradaban nenek moyang bangsa Indonesia terpacu dengan
pesatnya, berkembang dan menghasilkan bentuk-bentuk baru kebudayaan Indonesia
kuna yang pada akhirnya pencapaian itu diakui sebagai hasil kreativitas
penduduk kepulauan Indonesia sendiri. Melalui aksara Pallawa nenek moyang
bangsa Indonesia mampu mendokumentasikan pengalaman dalam kehidupannya.
Terbitnya prasastiprasasti dari kerajaan-karajaan kuna, penggubahan karya
sastra dengan berbagai judul, serta dokumentasi tertulis lainnya adalah berkat
dikenalnya aksara Pallava. Bahkan di masa kemudian aksara Pallava itu kemudian
“dinasionalisasikan” oleh berbagai etnis Indonesia, maka muncullah antara lain
aksara Jawa Kuna, Bali Kuna, Sunda Kuna, Lampung, Batak, dan Bugis.
Setelah diterimanya agama
Hindu-Buddha oleh penduduk kepulauan Indonesia terutama Jawa, maka banyak aspek
kebudayaan yang dihubungkan dengan kedua agama itu menjadi turut berkembang
pula. Hal yang dapat diamati secara nyata terjadi dalam bidang seni arca dan
seni bangun (arsitektur). Bentuk kesenian lain yang turut terpacu sehubungan
dengan pesatnya kehidupan agama Hindu-Buddha dalam masyarakat adalah seni
sastra. Banyak karya sastra dan susastra yang digubah dalam masa
Hindu-Buddha selalu dilandasi dengan nafas keagamaan Hindu atau Buddha. Juga
diuraikan perihal ajaran agama yang dianyam dengan cerita-cerita yang
melibatkan para ksatrya dan kerajaankerajaan atau kehidupan pertapaan.
Lokasi
Lembah sungai Gangga dengan anak sungainya Yamuna
terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Kedua sungai
tersebut bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir di kota-kota besar
seperti Delhi, Agra, dan bermuara di wilayah Bangladesh ke teluk Banggala.
Sungai Ganggabertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan
Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur.
Pendukung
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa
Aria yang termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Aria memasuki wilayah India
antara tahun 2000- 1500 SM melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush.
Merka berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung. Pencahariannya
semula berternak dan kehidupannya terus mengembara. Tetapi setelah
berhasil mengalahkan bangsa Dravisa di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah
yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan hidup menetap. Selanjutnya,
mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya.
Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal
dengan sebutan kebudayaan Hindu.
Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak bercampur dengan
bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa
Dravida adalah anasah artinya tidak berhidung atau berhidung pesek dan dasa
artinya raksasa. Untuk memelihara kemurnian keturunannya, diadakan sistem
pelapisan (kasta) yang dikatakannya bersumber pada ajaran agama. Bangsa Aria
berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan tetapi,
dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan Dravida.
Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang
melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan
pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut Aryawarta (negeri
orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan
masyarakat, bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka
melarang perkawinan campur dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya
menciptakan sistem kasta dalam kemasyarakatan.
Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan
kewajiban seseorang dalam masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam
masyarakat Hindu terdiri dari empat kasta atau caturwarna, yakni :
- Brahmana
(pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan;
- Ksatria
(raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan
termasuk mempertahankan negara,
- Waisya
(pedagang, petani, dan peternak), dan
- Sudra
(pekerja-pekerja kasar dan budak).
Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang
Aria. Kasta Sudra terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di
atas, ada lagi kasta Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti “kaum
terbuang”. Kasta ini dipandang hina, karena melakukan pekerjaan kotor, orang
jahat dan tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.
Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai
Gangga merupakan kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah
Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi
kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin
berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya
kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta
dan Kerajaan Harsha.
- Kerajaan
Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I
dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja
Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih
tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa
pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya
Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota
Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II,
yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak
memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa
pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda.
Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat
semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga
yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya
berjudul “Syakuntala”. Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga
pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal
menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami
kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa
kegelapan selama kurang lebih dua abad.
- Kerajaan
Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7
M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha
adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa
pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu
pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana
dengan karyanya berjudul “Harshacarita”.
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi
kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan
stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan.
Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa
pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui
adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
Kebudayaan
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu
berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja
banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa
Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya.
Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial
berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem
kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh
Sidharta Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India
setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha
terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana.
Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi
seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai
ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
Agama Hindu
Agama dan kebudayaan Hindu lahir pertama kali di India
sekitar tahun 1500 SM. Agama dan kebudayaan Hindu ini mengalami pertumbuhan
pada zaman Weda. Kebudayaan Hindu merupakan perpaduan antara kebudayaan bangsa
Aria dari Asia Tengah yang telah memasuki India dengan kebudayaan bangsa asli
India (Dravida). Hasil percampuran itulah yang disebut agama Hindu atau
Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang disebut
Aryawarta (negeri orang Aria) dan Hindustan (tanah milik orang Hindu). Sejak
berkembangnya kebudayaan Hindu di India maka lahir agama Hindu. Dari India,
agama Hindu menyebar ke seluruh dunia dan banyak memengaruhi
kebudayaan-kebudayaan di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut pendapat para ahli sejarah, berdasarkan temuan
berbagai peninggalan sejarah, diyakini bahwa bekas kota Mahenjo-Daro (Larkana)
dan Harappa (Punjab) di lembah Sungai Indus merupakan tempat timbul dan
berkembangnya agama Hindu.
Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa
Arya (Indo-Jerman) ke India kira-kira tahun 1500 SM. Mereka datang melewati
celah Kaiber. Celah tersebut terletak di pegunungan Hindu Kush, sebelah barat
laut India. Itulah sebabnya celah Kaiber terkenal dengan sebutan “Pintu Gerbang
India”. Kemudian bangsa Arya mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah
mendiami daerah tersebut.
Akhirnya bangsa Arya berhasil menempati daerah celah
Kaiber yang sangat subur. Bangsa Dravida mendiami Dataran Tinggi Dekan (India
Selatan). Bangsa Munda mendiami daerah-daerah pegunungan. Pemeluk agama Hindu
mengenal tiga dewa tertinggi yang disebut Trimurti, yakni Brahma (dewa
pencipta), Wisnu (dewa pelindung), dan Syiwa (dewa perusak). Dewa-dewi lainnya
antara lain : Agni (dewa api), Bayu (dewa angin), Surya (dewa matahari), Candra
(dewa bulan), Indra (dewa perang), Saraswati (dewi pengetahuan dan seni),
Lakshmi (dewi keberuntungan), dan Ganesha (dewa pengetahuan dan penolong).
Sumber ajaran Hindu adalah kitab Weda, yang bermakna
pengetahuan Hindu. Kitab-kitab penganut Hindu:
Terdiri dari 4 Samhita atau himpunan, yaitu:
1) Reg Weda (merupakan
kitab yang tertua), berisi puji-pujian kepada dewa
2) Sama Weda, berisi
nyanyian-nyanyian suci yang merupakan pujian pada waktu melaksanakan upacara
3) Yajur Weda, berisi doa-doa
yang diucapkan pada waktu upacara sesaji.
4) Atharwa Weda,
berisikan doa-doa bagi penyembuhan penyakit dan nyanyian sakti kaum brahmana.
Berisi penjelasan kitab Weda, yang disusun oleh para
pendeta.
Berisi petunjuk-petunjuk, agar orang dapat melepaskan
diri dari samsara, dan dapat mencapai moksa (kebahagiaan abadi).
1) Mahabharata, karya
Wiyasa berisikan cerita peperangan antara Pandawa melawan Kurawa. Keduanya masih
keluarga seketurunan, yang memperebutkan tahta kerajaan Astina. Perebutan
akhirnya dimenangkan oleh Pandawa.
2) Ramayana, karya
Walmiki menceritakan peperangan antara Rama dengan Rahwana. Peperangan ini
akhirnya dimenangkan oleh Rama. Cerita Ramayana melambangkan kejujuran
(dilambangkan Rama) melawan keangkaramurkaan (dilambangkan Rahwana).
Inti ajaran agama Hindu didasarkan pada karma,
reinkarnasi dan moksa. Karma adalah perbutan baik buruk dari manusia ketika di
dunia yang menentukan kehidupan berikutnya. Reinkarnasi ialah penjilmaan
kembali kehidupan manusia sesuai dengan karmanya. Bila seseorang berbuat baik
akan lahir kembali ke tingkat yang lebih tinggi; sebaliknya jika berbuat buruk
mengakibatkan reinkarnasi ke tingkat yang lebih rendah, misalnya lahir sebagai
hewan. Keadaan hidup-mati kembali merupakan persitiwa hidup yang menderita
(samsara). Moksa ialah tingkat hidup tertinggi yang terlepas dari ikatan
keduniawian atau terbebas dari reinkarnasi.
Agama Hindu mengenal pembagian masyarakat atas
kasta-kasta, yaitu Brahmana, terdiri dari golongan pendeta, bertugas mengurus
soal kehidupan keagamaan; Ksatria, terdiri dari golongan bangsawan dan
prajurit, berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara;
Waisya, bertugas untuk berdagang, bertani, dan beternak; Sudra, bertugas untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar, seperti budak dan pelayan. Adanya sistem
kasta (caturwarna) tersebut pada dasarnya merupakan pembagian tugas dan kelas
dalam masyarakat Hindu yang didasarkan atas keturunan. Perkawinan antar kasta
dilarang, terhadap yang melanggar dikeluarkan dari kasta (out cast) dan masuk
dalam golongan atau kasta Paria.
Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik,
sosial dan ekonomi. Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran
(asimilasi) antara Aria dan Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan
kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu
atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang
kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik
orang Hindu).
0 komentar:
Posting Komentar