Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 05 Juni 2015

Bonus Demografi : Anugrah atau Bencana?

Oleh : M.Rizqi Adhowahiri

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.

 Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Indonesia dapat mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun yang lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya.
Melalui program Bonus Demografi ini, tentunya akan membawa Indonesia ke tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Ini semua merupakan imbas dari tingginya usia produktif sehingga akan banyak pula keuntungan yang akan didapat seperti majunya berbagai bidang usaha di Indonesia sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia akan macapat tahap kemakmuran yang lebih baik lagi.
Akan tetapi, jika kita menilik kembali kondisi Indonesia pada masa sekarang, tampaknya Indonesia belum memiliki kesiapan dalam menghadapi Bonus Demografi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya angka rakyat miskin, anak jalanan, dan pengemis yang berkeliaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen.
Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih sangat banyak penduduk di Indonesia yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang baik. Hal ini dapat menjadi bumerang bagi Indonesia dalam menghadapi Bonus Demografi jika tidak segera di tanggulangi. Bayangkan saja jika saat menghadapi Bonus Demografi tersebut Indonesia masih dalam keadaan seperti sekarang, maka yang terjadi adalah keterpurukan dan bencana yang akan Indonesia tuai, bukan sebuah anugerah ataupun keuntungan.
Sumber Daya Manusia yang belum memadai akan sangat tidak berguna walaupun Indonesia memiliki masyarakat dengan rata-rata usia produktif yang tinggi. Maka dari itu, peran pemerintah dalam memperbaiki masalah SDM tersebut sangatlah diperlukan. Pemerintah harus memiliki program-program untuk membangun SDM yang lebih baik lagi dan program tersebut pun harus direalisasikan mulai dari sekarang. Saat ini, pemerintah memang sudah memiliki beberapa program untuk memperbaiki SDM di Indonesia seperti wajib belajar Sembilan Tahun, adanya Kartu Indonesia Pintar, dll. Namun, pada kenyataannya, program pemerintah tersebut belum terealisasikan dengan merata. Hal inilah yang harus Indonesia dan pemerintah benarkan.
Masalah lain yang timbul adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya pengangguran di Indonesia, baik itu orang yang terdidik maupun tidak terdidik. Berdasarkan rencana yang pemerintah galakkan, Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA 2015). Melalui MEA 2015 tersebut, diharapkan Indonesia mampu memiliki banyak lapangan pekerjaan yang dapat mendukung keberhasilan Bonus Demografi yang akan Indonesia dapatkan.

Jika masalah-masalah yang sedang Indonesia hadapi tersebut dapat ditanggulangi dengan baik, maka Indonesia pasti akan siap dalam menghadapi Bonus Demografi. Selain itu, seluruh masyarakat Indonesia harus bisa memanfaatkan  Bonus Demografi tersebut dengan baik sehingga hal ini dapat menjadi peluang terbaik bagi Indonesia dalam memperbaiki tingkat perekonomiannya menjadi lebih pesat.

Rabu, 09 Juli 2014

Peradaban Awal Masyarakat Dunia. (Peradaban India) Materi Sejarah Kelas X Semester 2


Bagi kamu yang duduk di kelas X semester 2, dan membutuhkan materi belajar ataupun untuk referensi diskusi khusunya pelajaran Sejarah mengenai peradaban awal masyarakat dunia kali ini tentang peradaban India, bisa diambil dari postingan saya berikut ini. Materi yang saya sajikan ini saya kutip dan edit dari beberapa sumber yaitu diantaranya blog-blog kreatif. Sebelumnya materi ini saya sajikan sebagai referensi diskusi saya di Sekolah saya. Semoga Bermanfaat ^^


PERADABAN AWAL MASYARAKAT DUNIA
- Peradaban India -
A.      Peradaban Lembah Sungai Indus
Peradaban Lembah Indus terdapat di India sekarang berada diwilayah negara Pakistan. Kebudayaan Indus (Sindhu) berkembang antara tahun 3000 SM – 1000 SM, wujudnya berupa kota kuno Mohenjo Daro dan Harappa. Kebudayaan Indus ini didukung oleh bangsa Dravida yang berbadan pendek, berhidung pesek, berkulit hitam, berambut keriting. Kebudayaan Indus berhasil diteliti oleh seorang arkeolog Inggris, Sir John Marshal, yang dibantu Banerji (orang India).
Hasil peradaban lembah sungai Indus, antara lain :
1)         Kota Mohenjo Daro dan Harappa dibangun berdasarkan pola kota terencana yang modern.
2)         Terdapat bangunan besar sebagai tempat pertemuan rakyat.
3)         Rumah-rumah dibuat dari batu bata.
4)         Jalan-jalan dibuat lebar-lebar.
5)         Saluran air dibuat sesuai perencanaan kota modern.
6)         Ditemukan bekas permandian.
7)         Ditemukan perhiasan kalung emas dan perak dihias dengan permata.
8)         Ditemukan senjata yang terbuat dari batu dan tembaga.
Benda kuno yang terdapat di kota Mohenjo Daro dan Harappa, antara lain:
1) lempeng tanah (terra cotta) yang berbentuk persegi dan bergambar binatang atau tumbuhan, seperti gajah, harimau, sapi, badak, dan pohon beringin;
2)                     tembikar yang berbentuk periuk belanga dan pecah-belah semacam piring dan cangkir;
3)         alat perhiasan berupa kalung, gelang, dan ikat pinggang dari tembaga;
4) gambar dewa yang bertanduk, patung dewi Ibu (dewi kesuburan), dan patung pujaan: dewa bumi, dewa langit, dewa bulan, dewa air, serta dewa api.

Mata pencaharian bangsa Dravida adalah bercocok tanam, yang dibuktikan dengan ditemukannya cangkul, kapak, dan patung Dewi Ibu yang dianggap lambang kesuburan. Hasil pertanian berupa gandum dan kapas. Sudah ada saluran irigasi untuk mencegah banjir serta untuk pengairan sawah-sawah rakyat. Dalam perdagangan terlihat adanya hubungan dengan Sumeria di Lembah Eufrat dan Tigris, yang diperdagangkan adalah keramik dan permata.
Sudah mengenal sistim kepercayaan menyembah banyak dewa (politeisme) serta segala sesuatu yang dianggap keramat. Contohnya adalah pohon pipal dan beringin yang oleh umat Buddha dianggap pohon suci, binatang yang dipuja adalah gajah dan buaya.
Tata kota, sanitasi, serta kebersihan dan kesehatan dari perencanaan kota dapat dibuktikan dengan adanya:
1)         bangunan rumah dibuat tinggi berdasarkan petunjuk kesehatan,
2)         bangunan rumah dibuat seragam dari batu bata,
3)         bangunan tidak ada yang menjorok ke depan, dan
4)         saluran air dibangun sesuai dengan syarat kesehatan.
Kebudayaan Indus runtuh pada tahun 1000 SM disebabkan oleh:
5)         adanya bencana banjir dari Sungai Indus (Sindhu);
6)         karena diserang bangsa Arya.

Pusat Peradaban
Peradaban Lembah Sungai Indus berada sepanjang Sungai Indus di Pakistan sekarang ini. Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno.
Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di kota Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi. Penduduk kala itu adalah penduduk bangsa Dravida.
Secara geografis, letak peradaban kuno ini di sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya. Sebelah barat berbatasan dengan Pakistan. Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.

 Tata Kota
Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang ada aliran airnya.

Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat India. Limpahan lumpur sungai Indus telah memberikan kesuburan bagi tanah disekitarnya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain.

Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh jendela.
Kamar-kamar dilengkapi dengan jendela-jendela yang lebar dan berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga pergantian udara cukup lancar.

Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan.
Demikian juga dengan barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau yang disebut terracota, teruma barang-barang peralatan rumah tangga.

Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran, buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba, dan babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual-belikan masyarakat lembah Sungai Indus adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan gading.

 Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.
Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.
 Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi melakukan peperangan.
Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.

Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar,  dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian.

Hilangnya Peradaban Indus
Peradaban Sungai Indus runtuh akibat serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui celah Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Rigveda. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap.

B.      Peradaban Lembah Sungai Gangga
Pendukung kebudayaan Gangga adalah orang-orang Arya. Mereka berasal dari sekitar Laut Kaspia yang datang memasuki India sekitar 2000 SM di daerah India Utara. Akibat kedatangan bangsa Arya, bangsa Dravida terdesak dan menyingkir ke India Selatan. Namun, tidak dapat dihindari terjadinya percampuran antara dua kebudayaan yang akhirnya melahirkan hinduisme.

Bangsa Arya menguasai daerah subur di sekitar Sungai Gangga bahkan seluruh daerah di sekitar Lembah Indus. Mereka menyebutnya sebagai daerah Arya Warta atau daerah Hindustan, artinya tanah orang Hindu. Daerahnya meliputi sekitar Sungai Gangga, Lembah Yamuna, serta Lembah Indus. Untuk membatasi adanya percampuran ras, maka diciptakanlah Kasta serta kewajiban sattie (wanita ikut suami di waktu upacara pembakaran mayat). Perkawinan antarkasta menjadi salah satu penyebab seseorang dikeluarkan dari kasta. Orang Arya berada pada kasta brahmana, ksatria, dan sedikit pada kasta waisya.
a.         Kasta Brahmana ialah golongan para ahli agama dan ilmu pengetahuan. Golongan ini paling dihormati dan biasanya menjadi penasihat raja.
b.         Kasta Waisya ialah golongan pedagang dan petani. Mereka merupakan golongan yang berusaha, mengeluarkan keringat untuk menghasilkan perbekalan yang diperlukan oleh semua golongan.
c.         Kasta Ksatria ialah golongan ningrat dan para prajurit. Golongan inilah yang memegang kekuasaan dan menjalankan pemerintahan.
d.         Kasta Sudra ialah golongan buruh kasar dan hamba sahaya.
Agama yang berkembang di India meliputi:
a.         Agama Hindu. Agama Hindu memuja dewa-dewa, ada tiga dewa yang paling terkemuka Dewa Brahma sebagai pencipta alam, Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam, dan Dewa Syiwa sebagai perusak alam. Kitab sucinya disebut Weda.
b.         Agama Buddha. Agama Buddha diajarkan oleh Sidarta Gautama, putra mahkota kerajaan Kapilawastu di India Utara. Sidarta Gautama memperoleh pencerahan tentang masalah kehidupan, itulah yang disebut “Bodh”, sejak itu ia disebut “Budha”, artinya orang yang memperoleh “Bodh”. Kitab sucinya Tripitaka.

Hasil kesusastraan India yang berupa wiracarita antara lain:
a.         Kitab Ramayana
Kitab ramayana merupakan karangan Resi Walmiki. Menceritakan kisah putra mahkota bernama Rama putra Raja Dasaratha. Karena ulah ibu tirinya, Rama harus menjalani pengembaraan ke hutan, dalam pengembaraannya itu istrinya, Dewi Sinta, diculik oleh Rahwana atau Dasamuka, raja raksasa dari negeri Alengka (Sri Lanka). Rahwana dicegat oleh Jatayu, burung garuda raksasa, tetapi dapat dikalahkan oleh Rahwana. Dewi Sinta dilarikan sampai istana Alengka. Dengan pertolongan kera Sugriwa dan Hanoman, Sri Rama dapat menyerbu Kerajaan Alengka. Dengan bantuan bala tentara kera akhirnya Rahwana dapat dikalahkan dan Dewi Sinta dapat diselamatkan.

b. Kitab Mahabharata
Kitab Mahabharata karangan Resi Wiyasa. Menceritakan kisah keadaan keluarga besar Bharata, yang memerintah di kerajaan Hastina. Dua keturunan itu adalah Kurawa dan Pandawa saling memperebutkan tahta kerajaan. Mula-mula keluarga pandawa menjalani hukuman dibuang ke hutan selama 12 tahun, dalam pembuangan itu keluarga Pandawa memperoleh gemblengan ilmu, sehingga kuat lahir dan batin. Akhirnya terjadi perang saudara yang hebat antara dua turunan itu di medan perang Kuruksetra. Perang tersebut terkenal sebagai perang Bratayudha, yaitu perang antara kejahatan (pihak Kurawa) dengan kebaikan (pihak Pandawa). Akhirnya, Pandawalah yang menang.
Peradaban India memiliki pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia. Kebudayan India diterima oleh penduduk kepulauan Indonesia melalui proses perdagangan. Aspek-aspek kebudayaan dari India yang diterima oleh nenek moyang bangsa Indonesia benar-benar barang baru, yang tidak mereka kenal sebelumnya, misalkan aksara Pallawa, agama Hindu dan Buddha, dan penghitungan angka tahun Saka. Melalui ketiga aspek kebudayaan dari India itulah kemudian peradaban nenek moyang bangsa Indonesia terpacu dengan pesatnya, berkembang dan menghasilkan bentuk-bentuk baru kebudayaan Indonesia kuna yang pada akhirnya pencapaian itu diakui sebagai hasil kreativitas penduduk kepulauan Indonesia sendiri. Melalui aksara Pallawa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mendokumentasikan pengalaman dalam kehidupannya. Terbitnya prasastiprasasti dari kerajaan-karajaan kuna, penggubahan karya sastra dengan berbagai judul, serta dokumentasi tertulis lainnya adalah berkat dikenalnya aksara Pallava. Bahkan di masa kemudian aksara Pallava itu kemudian “dinasionalisasikan” oleh berbagai etnis Indonesia, maka muncullah antara lain aksara Jawa Kuna, Bali Kuna, Sunda Kuna, Lampung, Batak, dan Bugis.
Setelah diterimanya agama Hindu-Buddha oleh penduduk kepulauan Indonesia terutama Jawa, maka banyak aspek kebudayaan yang dihubungkan dengan kedua agama itu menjadi turut berkembang pula. Hal yang dapat diamati secara nyata terjadi dalam bidang seni arca dan seni bangun (arsitektur). Bentuk kesenian lain yang turut terpacu sehubungan dengan pesatnya kehidupan agama Hindu-Buddha dalam masyarakat adalah seni sastra. Banyak karya sastra dan susastra yang digubah dalam masa Hindu-Buddha selalu dilandasi dengan nafas keagamaan Hindu atau Buddha. Juga diuraikan perihal ajaran agama yang dianyam dengan cerita-cerita yang melibatkan para ksatrya dan kerajaankerajaan atau kehidupan pertapaan.

Lokasi
Lembah sungai Gangga dengan anak sungainya Yamuna terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir di kota-kota besar seperti Delhi, Agra, dan bermuara di wilayah Bangladesh ke teluk Banggala. Sungai Ganggabertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur.

Pendukung
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Aria memasuki wilayah India antara tahun 2000- 1500 SM melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Merka berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung. Pencahariannya semula berternak  dan kehidupannya terus mengembara. Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravisa di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan hidup menetap. Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.

Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak bercampur dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida adalah anasah artinya tidak berhidung atau berhidung pesek dan dasa artinya raksasa. Untuk memelihara kemurnian keturunannya, diadakan sistem pelapisan (kasta) yang dikatakannya bersumber pada ajaran agama. Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan campur dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam kemasyarakatan.
Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari empat kasta atau caturwarna, yakni :
  1. Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan;
  2. Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara,
  3. Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan
  4. Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria. Kasta Sudra terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, ada lagi kasta Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti “kaum terbuang”. Kasta ini dipandang hina, karena melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak boleh disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.

Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
  1. Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda.
Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul “Syakuntala”. Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
  1. Kerajaan Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul “Harshacarita”.
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.

 Kebudayaan
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.

Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.

Agama Hindu
Agama dan kebudayaan Hindu lahir pertama kali di India sekitar tahun 1500 SM. Agama dan kebudayaan Hindu ini mengalami pertumbuhan pada zaman Weda. Kebudayaan Hindu merupakan perpaduan antara kebudayaan bangsa Aria dari Asia Tengah yang telah memasuki India dengan kebudayaan bangsa asli India (Dravida). Hasil percampuran itulah yang disebut agama Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang disebut Aryawarta (negeri orang Aria) dan Hindustan (tanah milik orang Hindu). Sejak berkembangnya kebudayaan Hindu di India maka lahir agama Hindu. Dari India, agama Hindu menyebar ke seluruh dunia dan banyak memengaruhi kebudayaan-kebudayaan di dunia, termasuk Indonesia.
Menurut pendapat para ahli sejarah, berdasarkan temuan berbagai peninggalan sejarah, diyakini bahwa bekas kota Mahenjo-Daro (Larkana) dan Harappa (Punjab) di lembah Sungai Indus merupakan tempat timbul dan berkembangnya agama Hindu.
Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (Indo-Jerman) ke India kira-kira tahun 1500 SM. Mereka datang melewati celah Kaiber. Celah tersebut terletak di pegunungan Hindu Kush, sebelah barat laut India. Itulah sebabnya celah Kaiber terkenal dengan sebutan “Pintu Gerbang India”. Kemudian bangsa Arya mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah mendiami daerah tersebut.
Akhirnya bangsa Arya berhasil menempati daerah celah Kaiber yang sangat subur. Bangsa Dravida mendiami Dataran Tinggi Dekan (India Selatan). Bangsa Munda mendiami daerah-daerah pegunungan. Pemeluk agama Hindu mengenal tiga dewa tertinggi yang disebut Trimurti, yakni Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pelindung), dan Syiwa (dewa perusak). Dewa-dewi lainnya antara lain : Agni (dewa api), Bayu (dewa angin), Surya (dewa matahari), Candra (dewa bulan), Indra (dewa perang), Saraswati (dewi pengetahuan dan seni), Lakshmi (dewi keberuntungan), dan Ganesha (dewa pengetahuan dan penolong).
Sumber ajaran Hindu adalah kitab Weda, yang bermakna pengetahuan Hindu. Kitab-kitab penganut Hindu:



1. Kitab Weda
Terdiri dari 4 Samhita atau himpunan, yaitu:
1)      Reg Weda (merupakan kitab yang tertua), berisi puji-pujian kepada dewa
2)      Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang merupakan pujian pada waktu melaksanakan upacara
3)      Yajur Weda, berisi doa-doa yang diucapkan pada waktu upacara sesaji.
4)      Atharwa Weda, berisikan doa-doa bagi penyembuhan penyakit dan nyanyian sakti kaum brahmana.



2. Kitab Brahmana
Berisi penjelasan kitab Weda, yang disusun oleh para pendeta.



3. Kitab Upanishad
Berisi petunjuk-petunjuk, agar orang dapat melepaskan diri dari samsara, dan dapat mencapai moksa (kebahagiaan abadi).



4. Kitab yang berisikan cerita kepahlawanan:
1)      Mahabharata, karya Wiyasa berisikan cerita peperangan antara Pandawa melawan Kurawa. Keduanya masih keluarga seketurunan, yang memperebutkan tahta kerajaan Astina. Perebutan akhirnya dimenangkan oleh Pandawa.

2)      Ramayana, karya Walmiki menceritakan peperangan antara Rama dengan Rahwana. Peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh Rama. Cerita Ramayana melambangkan kejujuran (dilambangkan Rama) melawan keangkaramurkaan (dilambangkan Rahwana).
Inti ajaran agama Hindu didasarkan pada karma, reinkarnasi dan moksa. Karma adalah perbutan baik buruk dari manusia ketika di dunia yang menentukan kehidupan berikutnya. Reinkarnasi ialah penjilmaan kembali kehidupan manusia sesuai dengan karmanya. Bila seseorang berbuat baik akan lahir kembali ke tingkat yang lebih tinggi; sebaliknya jika berbuat buruk mengakibatkan reinkarnasi ke tingkat yang lebih rendah, misalnya lahir sebagai hewan. Keadaan hidup-mati kembali merupakan persitiwa hidup yang menderita (samsara). Moksa ialah tingkat hidup tertinggi yang terlepas dari ikatan keduniawian atau terbebas dari reinkarnasi.
Agama Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta, yaitu Brahmana, terdiri dari golongan pendeta, bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan; Ksatria, terdiri dari golongan bangsawan dan prajurit, berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara; Waisya, bertugas untuk berdagang, bertani, dan beternak; Sudra, bertugas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar, seperti budak dan pelayan. Adanya sistem kasta (caturwarna) tersebut pada dasarnya merupakan pembagian tugas dan kelas dalam masyarakat Hindu yang didasarkan atas keturunan. Perkawinan antar kasta dilarang, terhadap yang melanggar dikeluarkan dari kasta (out cast) dan masuk dalam golongan atau kasta Paria.
Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi. Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).


Selasa, 08 Juli 2014

Kleptomania, Kenapa orang bisa jadi kleptomania? Bisakah kleptomania disembuhkan?





Kleptomania (bahasa Yunaniκλέπτειν, kleptein, "mencuri", μανία, "mania") adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya.
Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus, kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoidschizoid atau borderline personality disorder. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dankeracunan karbon monoksida.
Penelitian terbaru yang dilakukan Stanford University mengungkap, 62,5 persen penderita kleptomania adalah perempuan sementara 37,5 persen sisanya adalah laki-laki. 
Penderita kleptomania akan menyangkal dirinya sakit dan mempertahankan diri jika dituduh mencuri. Kebanyakan penderitanya malu dan takut untuk mencari perawatan gangguan kesehatan


Kenapa orang bisa jadi kleptomania? Bisakah kleptomania disembuhkan?
Orang menjadi kleptomania karena ada dorongan yang tertahankan untuk mencuri meski ia tidak membutuhkan barang tersebut dan kadang barang yang dicuri pun tidak terlalu bernilai. Namun, hingga kini penyebab kleptomania tidak diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti penelitian menunjukkan kleptomania mungkin terkait dengan salah satu hormon otak yakni pada serotonin. Hormon serotonin ini membantu mengatur suasana hati dan emosi.

Ada juga beberapa bukti menyebutkan bahwa kleptomania mungkin berhubungan dengan gangguan kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif. Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami kemungkinan penyebab kleptomania.
Tentu saja Kleptomania dapat disembuhkan, dengan pengobatan cara psikologis kemungkinan besar kleptomania dapat disembuhkan. Contohnya, jika kleptomania ini terjadi pada anak-anak, maka peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pengobatan kleptomania tersebut. Orang tua dapat memberikan pendekatan, nasehat-nasehat, mengawasi, dan memberikan perhatian yang lebih kepada sang buah hati. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bagi penderita kleptomania untuk sembuh.

Ciri-ciri orang kleptomania adalah:
1.    Punya keinginan besar yang begitu mendesak untuk mencuri pada barang yang mungkin tidak ia perlukan.

2.   Merasa senang saat mencuri.

3.   Merasa lega dan puas

4.   Tapi setelah mencuri akan merasa bersalah, menyesal, membenci diri sendiri dan takut ditahan polisi.

5.   Meski sesudah mencuri timbul rasa takut dan menyesal tapi dorongan untuk mencuri akan muncul lagi secara spontan atau saat sedang depresi atau stres, sehingga perilaku kleptomania terus berulang.

6.   Orang kleptomania mencuri bukan untuk kepentingan pribadi atau balas dendam, tetapi karena dorongan yang begitu kuat sehingga timbul rangsangan untuk mencuri.

faktor-faktor risiko yang meningkatkan perilaku kleptomania yaitu:
1.    Stres yang berlebihan, seperti sedang mengalami kerugian besar

2.   Mengalami cedera di kepala atau cedera otak

3.   Memiliki saudara kandung yang kleptomania, gangguan mood, kecanduan atau gangguan obsesif-kompulsif.

Pengobatan
Jika tidak diobati, maka kleptomania dapat mengakibatkan masalah emosional dan masalah hukum. Karena penderita kleptomania itu tahu mencuri adalah salah tetapi merasa tidak berdaya untuk melawan dorongan tersebut.
Pengobatan kleptomania biasanya dengan obat-obatan dan psikoterapi, atau masuk kelas konseling.
Terapi perilaku kognitif telah menjadi psikoterapi pilihan utama untuk kleptomania. Secara umum, terapi perilaku kognitif membantu penderitanya mengidentifikasi perilaku itu tidak sehat dan menggantinya dengan yang sehat dan positif.
Untuk menghindari kekambuhan, pastikan untuk tetap pada rencana pengobatannya. Jika penderita merasa terdesak untuk mencuri segera hubungi psikiaternya atau keluarga atau kelompok konselingnya.


Untuk mengatasi kleptomania tersebut, berikut ini kiat-kiat yang dapat dilakukan, seperti dilansir Boldsky.

- Beberapa penyebab seorang anak mencuri adalah untuk mendapat perhatian orang tua atau demi kepuasan. Untuk menghadapinya,  pertama Anda harus melihat ke akar permasalahan dan berusaha menanganinya dari sana. Duduklah dan bicarakan baik-baik untuk mengatahui penyebab si anak melakukannya.

- Seberapapun sibuknya Anda, ingatlah bahwa setiap anak membutuhkan perhatian, cinta dan kasih sayang yang sama. Berikan bimbingan konseling yang tepat bagi sang anak.


- Perhatikan penggunaan telepon dan pengguanaan internet. Dampingi anak dan berikan pengarahan dalam memilih teman yang benar.


- Jangan berikan anak uang saku, terutama bagi anak yang usianya masih kecil. Bila Anda berpikir memberikan uang jajan lebih adalah solusi yang tepat, maka Anda salah. Sebab, hal ini justru membuatnya semakin manja.


- Mintalah bantuan profesional bila Anda tidak dapat menanganinya sendiri

Beberapa cara mengatasi penderita kleptomania tersebut diharapkan dapat membantu dalam penyembuhan keluarga anda yang terkena kleptomania dan pengertian serta ciri-ciri kleptomania diatas semoga dapat menambah pengetahuan anda.
Semoga Bermanfaat ^^